Skip to main content

Kerusakan Tanah, (Erosi, Metode Pengawetan Tanah, Metode Mekanik, Metode Vegetatif, Metode Kimia)

Kerusakan Tanah dan Dampaknya terhadap Kehidupan


Kerusakan Tanah

Kerusakan tanah dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain sebagai berikut.

  • Perusakan hutan, dapat mengurangi daya serap tanah dan kemampuan tanah dalam menampung dan menahan air sehingga mudah tererosi. 
  • Proses kimiawi air hujan, dapat merusak tanah melalui proses peru bahan kimiawi. 
  • Proses mekanis air hujan, dapat mengikis dan menggores tanah di permukaannya sehingga terbentuk selokan. Akibat yang di timbul kan oleh proses mekanis air hujan, yaitu sebagai berikut.
  1. Erosi air hujan, dapat mengakibatkan pergerakan tanah, seperti tanah labil yang ada di pinggir-pinggir sungai apabila tertimpa hujan lebat akan lepas dan pada akhirnya jatuh ke sungai. 
  2. Kehilangan unsur hara dan bahan organik dari daerah perakaran. 
  3. Terkumpulnya garam di daerah perakaran (salinisasi). 
  4. Penjenuhan tanah oleh air (waterlogging) dan erosi. 
  5. Tanah longsor, adalah kondisi turun atau ambruknya tanah dan bebatuan ke bawah bukit.
  • Proses alih fungsi lahan. Lahan pertanian berubah fungsi menjadi lahan industri, misalnya lokasi pengambilan bahan baku batu bata, genteng.

Kerusakan Tanah, (Erosi, Metode Pengawetan Tanah, Metode Mekanik, Metode Vegetatif, Metode Kimia)

Dampak Kerusakan Tanah terhadap Kehidupan

Kerusakan tanah yang utama adalah akibat terjadinya erosi. Erosi tidak hanya menyebabkan kerusakan tanah di tempat erosi, tetapi juga menye babkan kerusakan-kerusakan yang terjadi di tempat lain berupa hasil-hasil erosi tersebut yang diendapkan.

a. Kerusakan di Tempat Terjadinya Erosi

Kerusakan tanah di tempat terjadinya erosi mengakibatkan terjadinya hal-hal sebagai berikut.
1) Penurunan produktivitas tanah.
2) Kehilangan unsur hara (nutrient) yang diperlukan tanaman.
3) Kualitas tanaman mengalami penurunan.
4) Laju infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air berkurang.
5) Struktur tanah menjadi rusak.
6) Lebih banyak tenaga yang diperlukan untuk mengolah tanah.
7) Erosi gully dan tebing (longsor) menyebabkan lahan terbagi-bagi sehingga mengurangi luas lahan yang dapat ditanami.
8) Pendapatan petani senakin berkurang.

b. Kerusakan di Tempat Penerima Hasil Erosi

Erosi dapat menyebabkan kerusakan-kerusakan di tempat penerima hasil erosi. Erosi memindahkan tanah berikut senyawa-senyawa kimia yang terdapat di dalamnya, seperti unsur-unsur hara tanaman (fosfor atau bahanorganik lainnya) atau sisa-sisa pestisida dan herbisida (DDT, atau endrin).

Pengendapan bahan-bahan tanah berikut senyawa-senyawa kimia yang dikandungnya dapat menyebabkan terjadinya polusi di tempat tersebut. Adapun pengendapan bahan tanah yang tererosi dapat menyebabkan
hal-hal sebagai berikut.

  1. Pendangkalan sungai sehingga kapasitas sungai menurun, akibatnya terjadi fenomena banjir. 
  2. Tanah-tanah yang subur terkadang menurun kualitasnya dan menjadi rusak karena tertimbun oleh batu-batuan, pasir, dan kerikil dari tempat lain. 
  3. Jika digunakan untuk air minum, air yang kotor tersebut perlu lebih banyak biaya untuk membersihkannya. 
  4. Akibat air yang keruh, akan mengurangi fotosintesis jenis dari tanaman air (karena sinar matahari sulit menembus air). 
  5. Perubahan-perubahan dalam jumlah bahan yang diangkut me mengaruhi keseimbangan sungai tersebut. 
  6. Polusi sedimen terkadang dapat memberi pengaruh baik, yaitu jika terjadi pengendapan tanah-tanah yang subur, misalnya tanah-tanah aluvial di sekitar sungai.


Usaha Mengurangi Erosi Tanah

Erosi merupakan suatu proses penghancuran tanah (detached) dan kemudian tanah tersebut dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, angin, gletser, atau gravitasi. Usaha yang dilakukan untuk mengurangi erosi tanah adalah dengan menggunakan metode pengawetan tanah. Metode pengawetan tanah pada umumnya dilakukan untuk:
a. melindungi tanah dari curahan langsung air hujan;
b. meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah;
c. mengurangi run off (aliran air di permukaan tanah); dan
d. meningkatkan stabilitas agregat tanah.

Metode pengawetan tanah dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
a. Metode vegetatif, adalah metode pengawetan tanah dengan cara
menanam vegetasi (tumbuhan) pada lahan yang dilestarikan. Metode ini
sangat efektif dalam pengontrolan erosi. Ada beberapa cara mengawetkan
tanah melalui metode vegetatif, antara lain sebagai berikut.

  1. Penghijauan, yaitu penanaman kembali dengan berbagai jenis vegetasi (tanaman). 
  2. Reboisasi, yaitu penanaman kembali hutan gundul dengan jenis tanaman keras, seperti pinus, jati, rasamala, dan cemara. 
  3. Penanaman secara kontur yaitu menanami lahan searah dengan garis kontur. Fungsinya untuk menghambat kecepatan aliran air dan memperbesar tingkat resapan air ke dalam tanah. 
  4. Penanaman tumbuhan penutup tanah (buffering), yaitu menanam lahan dengan tumbuhan keras, seperti pinus dan jati. 
  5. Penanaman tanaman secara berbaris (strip cropping), yaitu melakukan penanaman berbagai jenis tanaman secara berbaris (larikan). Fungsinya untuk mengurangi tingkat kecepatan erosi. 
  6. Pergiliran tanaman (crop rotation), yaitu penanaman jenis tanaman secara bergantian (bergilir) dalam satu lahan. Jenis tanamannya disesuaikan dengan musim. Fungsinya untuk menjaga agar tingkat kesuburan tanah tidak berkurang.


b. Metode Mekanik/Teknik, adalah metode pengawetan tanah melalui teknik-teknik pengolahan tanah yang dapat memperlambat aliran permukaan (run off), menampung, dan menyalurkan aliran permukaan
dengan kekuatan tidak merusak. Beberapa cara yang umum dilakukan pada penerapan metode mekanik, antara lain sebagai berikut.

  1. Pengolahan tanah menurut garis kontur (contour village), yaitu pengolahan tanah sejajar garis kontur. Fungsinya untuk menghambat aliran air dan memperbesar daya resapan air. 
  2. Pembuatan tanggul atau guludan sejajar dengan kontur. Fungsinya agar air hujan dapat tertampung. 
  3. Pembuatan teras (terrassering), yaitu membuat teras-teras (tangga-tangga) pada lahan miring dengan lereng yang panjang. Fungsinya untuk memperpendek panjang lereng, memperbesar resapan air, dan mengurangi tingkat erosi. 
  4. Pembuatan saluran air (drainase). Saluran pelepasan air ini dibuat untuk memotong lereng panjang menjadi lereng yang pendek sehingga aliran air dapat diperlambat. Metode pengawetan tanah akan sangat efektif jika metode mekanik dapat dikombinasikan dengan metode vegetatif misalnya, terrassering dan buffering.


c. Metode Kimia, dilakukan dengan menggunakan media bahan kimia untuk memperbaiki struktur tanah, yaitu meningkatkan kemantapan agregat (struktur tanah). Tanah dengan struktur yang mantap tidak mudah hancur oleh pukulan air hujan sehingga infiltrasi tetap besar dan aliran air permukaan (surface run off) tetap kecil.

Penggunaan bahan kimia untuk pengawetan tanah belum banyak dilakukan, walaupun cukup efektif tetapi biayanya mahal. Pada saat ini umumnya masih dalam tingkat percobaan-percobaan. Beberapa jenis bahan kimia yang sering digunakan untuk tujuan ini antara lain bitumen dan krilium.

Comments

Popular posts from this blog

5 Komponen Penting dalam Proposal Penelitian

5 Komponen Penting dalam Proposal Penelitian, tahapan metode ilmiah, metodologi penelitian, metode ilmiah

Teori, Kemagnetan Bumi, Konsep, Menentukan Besar, Arah, dan Pemanfaatan Gaya Lorentz

Teori, Kemagnetan Bumi, Konsep, Menentukan Besar, Arah, dan Pemanfaatan Gaya Lorentz Berikut ini akan dibahas masalah Teori Kemagnetan Bumi, Kemagnetan Bumi, Konsep Gaya Lorentz, Menentukan Besar Gaya Lorentz, Arah gaya Lorentz, dan Pemanfaatan Gaya Lorentz. A. Teori Kemagnetan Bumi Bumi adalah magnet raksasa. Bumi memiliki kutub utara dan selatan. Kutub utara magnet bumi berada di sekitar kutub selatan bumi, dan kutub selatan magnet bumi berada di sekitar kutub utara bumi. Mengapa demikian?  Ketidaktepatan kutub utara dan kutub selatan magnet bumi disebut deklanasi. Selain adanya ketidak tepatan penunjukan arah kutub utara dan kutub selatan magnet bumi, ternyata medan magnet bumi juga membentuk sudut dengan horizontal bumi, atau yang disebut dengan sudut inklinasi. Medan Magnet Bumi Medan magnet bumi berfungsi untuk melindungi penduduk bumi dari radiasi kosmik (partikel listrik yang dihasilkan oleh matahari atau benda-benda langit lainnya) yang mengancam ke...

Organ-Organ pernapasan Manusia, (Hidung, Faring, Laring, Trakea, Bronkus, Bronkiolus, Alveolus, Paru Paru)

Organ-Organ pernapasan Manusia Sistem pernapasan pada manusia meliputi semua struktur yang menghubungkan udara ke dan dari paru-paru. Organ pernapasan utama berupa paru-paru. Anda dapat memahami organ-organ pernapasan pada manusia dengan mempelajari materi berikut. a. Hidung Hidung berfungsi sebagai alat pernapasan dan indra pembau. Hidung terdiri atas lubang hidung, rongga hidung, dan ujung rongga hidung. Rongga hidung memiliki rambut, banyak kapiler darah, dan selalu lembap dengan adanya lendir yang dihasilkan oleh selaput mukosa. Di dalam rongga hidung, udara disaring oleh rambutrambut kecil (silia) dan selaput lendir yang berguna untuk menyaring debu, melekatkan kotoran pada rambut hidung, mengatur suhu udara pernapasan, maupun menyelidiki adanya bau. Pada pangkal rongga mulut yang berhubungan dengan rongga hidung terdapat suatu katup yang disebut anak tekak. Saat menelan makanan anak tekak ini akan terangkat ke atas menutup rongga hidung sehingga makanan tidak dapat mas...