Skip to main content

Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap

Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap


PENGEMBANGAN INSTRUMEN penilaian sikap merupakan langkah penting dalam penilaian pada pembelajaran bahasa Indonesia secara keseluruhan. Sesuai dengan penjelasan dalam bab sebelumnya, berdasarkan Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016, tentang Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD), KD dari KI 1 dan KI 2 hanya ada pada mata pelajaran PABP dan PPKn, sedangkan pada mata pelajaran lainnya tidak dikembangkan dalam KD. Berkaitan dengan hal tersebut.

Mungkin muncul pertanyaan, “Bagaimana guru mata pelajaran selainPABP dan PPKn dapat menyusun instrumen penilaian sikap yang tepat?”

Marilah kita cermati ilustrasi berikut ini.
Bu Irma, seorang guru Bahasa Indonesia telah melakukan penilaian harian, penilaian tengah semester, dan penilaian akhir tahun. Hasil yang diperoleh ternyata rata-rata nilai pada predikat cukup hingga baik. Akan tetapi, Bu Irma merasa tidak puas karena dalam proses pembelajaran sehari-hari, Bu Irma mengetahui bahwa beberapa anak tidak jujur dalam mengerjakan tugas dan jarang mengumpulkan tugas.
Bahkan ada beberapa anak ada yang pada pertemuan tertentu tidak mengikuti pelajaran. Berdasarkan hal tersebut, perlukah ada penilaian sikap dalam pembelajaran bahasa Indonesia? Bagaimanakah mengembangkan instrumen penilaian sikap yang tepat?

Ilustrasi di atas menggambarkan pentingnya seorang guru memperhatikan perkembangan sikap siswanya. Sebagai seorang guru, kita perlu mengetahui pencapaian kompetensi sikap siswa dengan teknik dan bentuk penilaian yang tepat. Sesuai dengan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian, penilaian sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan dan teknik penilaian lain yang sesuai. 

Berdasarkan hal tersebut, maka pada kegiatan belajar ini akan dipelajari tentang pengembangan instrumen penilaian sikap sesuai dengan ketentuan tersebut pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

A. TUJUAN KEGIATAN BELAJAR


Setelah menyelesaikan Kegiatan Pembelajaran 3, Anda diharapkan dapat:
1. merencanakan penilaian sikap;
2. menyusun instrumen penilaian sikap;
3. menggunakan instrumen penilaian sikap;
4. merancang kegiatan tindak lanjut penilaian sikap;
5. merevisi instrumen penilaian sikap dengan tepat.

B. URAIAN MATERI


1. Perencanaan Penilaian Sikap


Sesuai dengan penjelasan pada bab sebelumnya tentang tahap pengembangan instrumen, untuk menyusun instrumen penilaian sikap yang tepat perlu dilakukan perencanaan. Perencanaan dalam penilaian sikap meliputi beberapa tahap. 

Tahap pertama adalah menentukan tujuan penyusunan instrumen penilaian sikap. Tujuan yang dimaksud adalah menyusun instrumen yang dapat digunakan guru untuk mengamati sikap atau perilaku siswa yang muncul selama proses pembelajaran dan untuk membantu guru dan siswa menumbuhkan, mengembangkan dan menguatkan nilai sikap/karakter. Sikap yang dinilai adalah sikap spiritual dan sikap sosial yang muncul selama pembelajaran di kelas maupun di luar kelas.

Tahap kedua adalah melakukan analisis KI dan atau analisis butir nilai sikap yang terkandung dalam visi dan misi sekolah. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui butir sikap/karakter yang wajib ditumbuhkembangkan dalam pembelajaran dan pada akhirnya menjadi acuan penilaian. Contoh analisis butir sikap dari KI dan visi sekolah dicontohkan dalam tabel 1 berikut.

Analisis Butir Sikap
Analisis Butir Sikap
Semua butir sikap tersebut akan dikembangkan dalam proses pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas. Pada pelaksanaan proses pembelajaran perlu ditentukan butir sikap yang akan dikembangkan sebagai fokus pengembangan nilai sikap. Pemilihan butir sikap yang akan dikembangkan pada proses pembelajaran disesuaikan dengan muatan pada KD-3 (pengetahuan) dan KD-4 (keterampilan) yang akan dibelajarkan. Langkah selanjutnya adalah menyusun kisi-kisi penilaian sikap yang memuat Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), butir nilai sikap, teknik penilaian dan instrumen penilaian.

Tahap berikutnya adalah menyusun kisi-kisi. Kisi-kisi dalam penilaian sikap disusun dengan mengacu pada KI 1, KI 2 dan atau Visi dan Misi sekolah. Dalam kisi-kisi yang disusun, guru mencantumkan teknik dan bentuk instrumen tanpa perlu merumuskan indikator.

Misalkan akan dibuat perencanaan penilaian sikap untuk KD 3.10 Menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat) yang dibaca dan didengar. Berdasarkan KD tersebut direncanakan penilaian sikap yang sesuai sebagai berikut. 
Contoh Penerapan Penilaian Sikap
Butir sikap hasil analisis pada Tabel 1 yang sesuai dengan muatan KD 3.10 dan KD 4.10 adalah kejujuran dan tanggung jawab. Sikap tersebut dipilih disesuaikan dengan karakter yang harus muncul dalam konsep telaah struktur dan kebahasaan serta pengungkapan gagasan, perasaan, pesan dalam bentuk puisi rakyat yaitu kejujuran dalam melakukan telaah struktur dan kebahasaan. 

Butir sikap tanggung jawab juga dipilih karena setelah melakukan telaah struktur dan kebahasaan, maka siswa mengungkapkan gagasan, perasaan, pesan dalam bentuk puisi rakyat sebagai salah satu bentuk tanggung jawab siswa setelah melakukan telaah struktur dan kebahasaan. Fokus nilai sikap tersebut dicantumkan dalam RPP sehingga perencanaan kegiatan pembelajaran akan memfasilitasi pengembangan nilai-nilai sikap tersebut.

Sikap-sikap yang lain juga tetap dikembangkan dalam rangkaian kegiatan pembelajaran, namun butir-butir sikap yang dipilih adalah fokus pengembangan sikap yang dikembangkan dalam pembelajaran pada KD tersebut. Pada kondisi di atas, sikap-sikap yang dinilai dengan menggunakan jurnal tidak hanya pada kedua sikap yang dikuatkan namun pada semua sikap yang muncul.

2. Penyusunan Instrumen Penilaian Sikap


Langkah berikutnya adalah dalam pengembangan instrumen penilaian sikap adalah menyusun instrumen penilaian sikap berdasarkan perencanaan penilaian di atas. Pada perencanaan penilaian sikap di atas (Tabel 2) ditetapkan teknik penilaian sikap adalah dengan observasi/pengamatan dan bentuk instrumen penilaian sikap adalah jurnal. Dalam Kurikulum 2013 disebutkan bahwa jurnal merupakan instrumen utama penilaian sikap dan dapat didukung dengan teknik lain berupa lembar penilaian diri dan lembar penilaian antarteman.

a. Jurnal
Jurnal berisi catatan kejadian selama melakukan pengamatan terhadap sikap siswa. Catatan tersebut meliputi semua butir sikap yang akan dikembangkan dalam pembelajaran, baik yang menjadi fokus maupun yang bukan. 

Guru diharapkan sudah memiliki rambu-rambu terkait sikap siswa yang sesuai dengan butir sikap yang akan dikembangkan, sehingga ketika menemui perilaku siswa yang sesuai dengan rambu-rambu tersebut guru dapat menuliskannya di dalam jurnal. Data yang dituliskan pada jurnal antara lain, waktu pengamatan, nama siswa, perilaku yang muncul, butir nilai sikap dan tindak lanjut.

Perkembangan Sikap Siswa
Perkembangan Sikap Siswa


Dalam pelaksanaan penilaian (mengikuti perkembangan) sikap, diasumsikan setiap peserta didik memiliki perilaku yang baik, sehingga “jika tidak dijumpai perilaku yang sangat baik atau kurang baik” maka sikap peserta didik tersebut dianggap “baik”, sesuai dengan rambu-rambu butir sikap yang diharapkan. Sedangkan “perilaku sangat baik atau kurang baik” yang dijumpai di kelas selama proses pembelajaran dicatat dalam jurnal guru mata pelajaran.

b. Penilaian diri
Jurnal yang sudah dibuat oleh guru dapat dilengkapi dengan Lembar Penilaian Diri. Dalam penilaian sikap, Penilaian Diri merupakan teknik penilaian terhadap diri sendiri (siswa) dengan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan sikapnya dalam berperilaku.

Dengan kata lain instrumen penilaian diri merupakan ungkapan refleksi siswa atas respon guru terhadap sikap atau perilaku yang dimunculkan siswa. Fungsi instrumen penilaian diri dalam penilaian sikap siswa, bagi guru sebagai bahan konfirmasi hasil observasi yang dilakukan, bagi siswa sebagai bahan refleksi siswa atas perilaku yang mereka tunjukkan dalam pembelajaran Instrumen penilaian diri merupakan ungkapan refleksi siswa atas respon guru terhadap sikap atau perilaku yang dimunculkan siswa. Berikut adalah contoh instrumen penilaian diri. 

Penilaian Sikap Diri Sendiri
Penilaian Sikap Diri Sendiri

c. Penilaian antarteman
Seperti halnya dalam penilaian diri, jurnal yang telah dibuat guru juga dapat dilengkapi dengan lembar penilaian antarteman sebagai instrumen pendukung. Penilaian antarteman dalam penilaian sikap merupakan teknik penilaian yang dilakukan oleh seorang siswa (penilai) terhadap siswa yang lain terkait dengan sikap/perilaku siswa yang dinilai. Seperti halnya penilaian diri, fungsi instrumen penilaian antarteman dalam penilaian sikap adalah sebagai data konfirmasi hasil observasi yang dilakukan oleh guru. 

Selain itu penilaian antar teman juga berfungsi untuk menumbuhkan nilai-nilai kejujuran, tenggang rasa, dan saling menghargai antarteman. Instrumen penilaian antarteman merupakan ungkapan pengakuan siswa atas perilaku positif yang ditunjukkan oleh siswa lain. Berikut adalah contoh instrumen penilaian antarteman. 

penilaian antarteman
penilaian antarteman


3. Penggunaan Instrumen Penilaian Sikap


Hal yang perlu diperhatikan setelah instrumen penilaian tersusun adalah bagaimana guru dapat menggunakan instrumen tersebut dengan benar. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam menggunakan instrumen atau saat melakukan penilaian sikap.

a. Jurnal
Jurnal adalah instrumen utama yang digunakan dalam teknik observasi penilaian sikap. Jurnal wajib dibawa guru pada saat pembelajaran berlangsung. Ketika guru menjumpai perilaku siswa yang dianggap menonjol, maka sesegera mungkin perilaku tersebut ditulis dalam jurnal.

Data yang dapat dituliskan pada jurnal adalah waktu pengamatan atau saat munculnya perilaku yang menonjol atau perubahan perilaku menjadi lebih baik, nama siswa, perilaku yang muncul, butir nilai sikap dan tindak lanjut. Agar jurnal dapat dimanfaatkan secara efektif, maka dapat dilakukan langkah-langkah pengisian jurnal sebagai berikut.

Petunjuk pengisian jurnal:
1) Tentukan periode pengamatan yang akan Anda. Periode pengamatan bisa dalam kurun waktu 1 bulan, 3 bulan atau 1 semester sesuai dengan kebutuhan Anda.

2) Pada kolom ‘waktu’, tuliskan tanggal dan hari munculnya perilaku yang perlu dicatat.

3) Pada kolom ‘perilaku’, tuliskan perilaku siswa yang dianggap sangat baik dan/atau kurang baik (menonjol) atau perubahan perilaku siswa yang menjadi lebih baik (sesuai harapan) saat pengamatan. 

Perilaku sangat baik atau kurang baik (menonjol) yang dimaksud,tidak terbatas pada perilaku yang menjadi fokus penguatan karakter sebagaimana disebutkan dalam RPP, tetapi mencakup semua perilaku yang muncul pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Selama pengamatan, perilaku siswa yang baik (tidak menonjol) tidak perlu dicatat di dalam jurnal, karena diasumsikan tidak diperlukan penanganan khusus oleh guru. Perubahan perilaku menjadi lebih baik (sesuai harapan) pada diri siswa yang pernah menunjukkan perilaku kurang baik pada saat tertentu perlu dicatat pada jurnal

4) Dalam kolom ‘butir sikap’, tuliskan karakter yang sesuai dengan sikap yang menonjol positif ATAU menonjol negatif.

5) Pada kolom ‘tindak lanjut’, tuliskan tindakan (treatment) yang dilakukan guru sebagai respon terhadap perilaku siswa yang muncul. Contoh tindakan (treatment) yang dilakukan guru dapat berbentuk pujian untuk perilaku yang sangat baik dan berupa pendekatan personal dalam bentuk pertanyaan reflektif dan/atau teguran personal bersifat mendidik untuk perilaku yang kurang baik.

Berikut ini adalah contoh jurnal yang sudah dilengkapi dengan data sesuai hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran dalam kurun waktu 3 bulan.
Jurnal Sikap
Jurnal Sikap


Respons berupa pujian diberikan sebagai bentuk penghargaan pada siswa, sekaligus sebagai usaha guru untuk memunculkan secara eksplisit (mensosialisasikan) rambu-rambu (guidelines) dari karakter yang harus ditumbuhkan dan dikembangkan dalam diri setiap siswa.

Dengan selalu menyempatkan memberi pujian pada siswa yang menunjukkan prilaku ideal (sangat baik), diharapkan semua siswa akan mengenali atau memahami rambu-rambu nilai sikap/karakter yang seharusnya mereka tumbuh kembangkan. 

Dengan mengenali rambu-rambu tersebut mereka akan mampu menuliskan komentar/penilaian sikap terhadap diri sendiri dan atau teman lain saat diminta melakukan penilaian sikap dengan teknik penilaian diri dan penilaian antarteman.

b. Lembar Penilaian Diri
Jurnal yang sudah dibuat guru dapat dilengkapi dengan lembar penilaian diri sebagai instrumen pendukung penilaian sikap. Pengisian data pada lembar penilaian diri dilakukan oleh siswa.

Instrumen ini berfungsi untuk mendukung objektivitas penilaian sikap yang dilakukan oleh guru menggunakan instrumen utama yaitu jurnal dan untuk menjadi bahan refleksi siswa.

Data yang dapat dituliskan oleh siswa dalam lembar penilaian diri dapat berupa pernyataan-pernyataan tentang sikap/karakter yang menurut siswa tersebut sudah dimiliki, perlu dipertahankan dan atau sikap yang belum dimiliki perlu ditumbuhkan.

c. Lembar Penilaian Antarteman
Selain lembar penilaian diri, instrumen pendukung lain untuk penilaian sikap adalah lembar penilaian antarteman. Pengisian data pada lembar penilaian antar teman dilakukan oleh siswa berdasarkan pengamatan pada siswa lain. Instrumen ini juga berfungsi untuk mendukung objektivitas penilaian sikap yang dilakukan oleh guru (jurnal) maupun oleh siswa sendiri (lembar penilaian diri).

Data yang dapat dituliskan oleh siswa dalam lembar penilaian antarteman dapat berupa pernyataan-pernyataan tentang sikap/karakter yang menurut siswa tersebut sudah dimiliki, perlu dipertahankan dan atau sikap yang belum dimiliki yang perlu ditumbuhkan pada diri siswa lain.

4. Tindak Lanjut


Berdasarkan hasil penilaian sikap pada periode tertentu, dapat diketahui perkembangan sikap siswa, apakah ada peningkatan sikap ataukah tetap atau bahkan terjadi penurunan kualitas sikap. Apapun perkembangan sikap yang teramati, perlu dilakukan tindak lanjut terhadap instrumen penilaian sikap yang telah dibuat. Jika perkembangan sikap siswa menunjukkan peningkatan, maka hal-hal yang sudah dilaksanakan terkait dengan pelaksanaan penilaian sikap perlu dipertahankan dan jika perlu ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya.

Apabila perkembangan sikap menunjukkan tidak ada perubahan atau bahkan mengalami penurunan kualitas sikap, maka perlu ada perbaikan pengembangan instrumen penilaian sikap. Ada kemungkinan bahwa instrumen penilaian sikap tersebut kurang tepat. Instrumen penilaian sikap yang menggunakan jurnal dengan teknik observasi mengandung unsur subjektivitas cukup tinggi, sehingga perlu ada konfirmasi terhadap kualitas instrumen penilaian sikap guru.

Ada dua hal yang dapat dilakukan guru untuk mengetahui ketepatan penilaian sikap yang telah dilakukan, yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. berdiskusi dengan teman sejawat terkait rambu-rambu nilai sikap yang ditetapkan, dan
b. melakukan refleksi diri. 

Berikut contoh lembar refleksi diri yang dapat Anda kembangkan sesuai kebutuhan. 
tindak lanjut penilaian sikap
Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat dan hasil refleksi diri, Anda dapat menentukan kegiatan tindak lanjut untuk perbaikan instrumen penilaian Anda.

Kegiatan tindak lanjut yang dilakukan berupa perbaikan pada aspek-aspek yang berpengaruh pada pencapaian tujuan penilaian sikap yaitu mengembangkan sikap (karakter) siswa. Aspek-aspek tersebut antara lain:
a. pemahaman siswa terkait rambu-rambu nilai sikapyang ditetapkan,
b. rancangan kegiatan belajar yang mengembangkan karakter siswa,
c. kualitas respon guru terhadap perilaku siswa yang muncul, dan
d. sikap guru sebagai model pengembangan sikap.

Jika aspek-aspek tersebut dijaga kualitasnya dengan selalu melakukan refleksi diri dan diskusi bersama teman sejawat, maka akan dapat mengendalikan dan mempengaruhi perkembangan karakter siswa menuju ke arah yang lebih baik.

Comments

Popular posts from this blog

Definisi, Langkah langkah Kristalisasi

Definisi dan Langkah langkah Kristalisasi Pemisahan dengan teknik kristalisasi didasari atas pelepasan pelarut dari zat terlarutnya dalam sebuah campuran homogeen atau larutan, sehingga terbentuk kristal dari zat terlarutnya. Definis Krisatalisasi Proses ini adalah salah satu teknik pemisahan padat‐cair yang sangat penting dalam industri, karena dapat menghasilkan kemurnian produk hingga 100%. Kristal dapat terbentuk karena suatu larutan dalam keadaan atau kondisi lewat jenuh (supersaturated). Kondisi tersebut terjadinya karena pelarut sudah tidak mampu melarutkan zat terlarutnya, atau jumlah zat terlarut sudah melebihi kapasitas pelarut. Sehingga kita dapat memaksa agar kristal dapat terbentuk dengan cara mengurangi jumlah pelarutnya, sehingga kondisi lewat jenuh dapat dicapai. Proses pengurangan pelarut dapat dilakukan dengan empat cara yaitu, penguapan, pendinginan, penambahan senyawa lain dan reaksi kimia. Pemisahan denga pembentukan kristal melalui proses peng

Mengenal Prinsip Mesin Konversi Energi, (konversi energi, pengertian konversi energi, mesin konversi energi, mesin boiler, boiler adalah, energi listrik,pengertian energi, macam macam energi, konversi adalah)

Mengenal Prinsip Mesin Konversi Energi 1. Proses Mesin Konversi Energi Ilmu termodinamika adalah ilmu yang mempelajari hubungan panas dengan kerja. Dua besaran tersebut sangat penting untuk dipahami karakteristiknya untuk pemahaman dasar keteknikan. Jadi jelas pengetahuan dasar termodinamika sangat penting, karena dipakai untuk menganalisis kondisi operasi berbagai alat atau mesin yang berhubungan dengan panas dan kerja. 2. Ciri-Ciri Mesin Konversi Energi Untuk menganalisis mesin-mesin panas atau mesin-mesin fluida, mesin-mesin tersebut disebut dengan benda kerja. Fluida atau zat alir yang dipakai pada benda kerja disebut dengan fluida kerja. Sebagai contoh untuk pompa sebagai benda kerja, fluida kerjanya adalah zat cair (air, oli ), sedangkan kompresor, fluida kerjanya adalah udara. Untuk membedakan benda kerja dengan lingkungan sekitarnya, benda kerja sering disebut dengan sistem, yaitu setiap bagian tertentu, yang volume dan batasnya tidak perlu tetap, dimana perpindahan

Mengenal Benua, Negara, dan Asia, serta keadaan alam, penduduk, dan sistem pemerintahannya

Termasuk materi yang penting dan mendasar untuk mengenal Benua, Negara, Asia, dan Eropa serta keadaan alam, penduduk, dan sistem pemerintahannya sehingga dapat menambah wawasan serta dapat besikap dengan bijaksana.