Skip to main content

Teknik Membaca Cepat 75 Kata Per Menit Dengan Mudah

Teknik Membaca Cepat 75 Kata Per Menit Dengan Mudah, membaca cepat, teknik membaca cepat, cara membaca cepat, cara cepat membaca, belajar membaca, membaca cepat 250 kata per menit, cara belajar membaca cepat, belajar membaca cepat, belajar membaca dengan cepat, bagaimana cara membaca cepat, membaca, rumus membaca cepat, membaca memindai.


Teknik Membaca Cepat 75 Kata Per Menit Dengan Mudah


Teknik Membaca Cepat

Pada waktu kita membaca surat kabar atau novel seringkali memerlukan waktu yang lama karena materi yang dibaca sangat banyak. Bagaimana agar kita bisa membaca secara cepat?

Membaca itu tidak melafalkan huruf-huruf yang tertulis, namun yang dimaksud dengan membaca adalah memahami isi yang ada dalam bacaan sehingga pembaca mengetahui benar maksud dan tujuan membaca. 

Agar dapat membaca cepat maka perlu sering berlatih. Latihan membaca cepat diukur dengan berapa jumlah kata yang dapat dibaca selama satu menit atau disebut kata per menit (KPM). Dengan demikian kita bisa membaca dengan efektif. Rumus menghitung kecepatan efektif membaca.
Rumus Menghitung Kecepatan Membaca
Rumus Menghitung Kecepatan Membaca

Contoh menghitung kecepatan efektif membaca Shinta dapat membaca 300 kata dalam waktu 3 menit dan dapat menjawab 8 soal dengan benar dari 10 soal. Berapa kecepatan Shinta membaca ? 
Jawab : kecepatan efektif membaca Shinta adalah 80 KPM
Cara Menghitung Kecepatan Membaca


Selain dengan berlatih teratur, agar dapat membaca dengan efektif kita dapat melakukannya dengan cara meningkatkan kecepatan membaca. Cara meningkatkan kecepatan membaca antara lain:

2. Menghilangkan kebiasaan membaca dengan bersuara.
3. Tidak mengulang-ulang kata yang belum jelas maknanya terutama katakata asing
4. Meningkatkan konsentrasi membaca.

Silahkan berlatih dengan membaca naskah berikut ini :

Bagaimana Eskalator Bekerja?


Pada suatu akhir pekan, Wildan dan Syamil membantu ibu membawa barangbarang belanjaan dari sebuah supermarket. Mereka masing-masing menenteng sebuah kantung belanja dan kini berlomba-lomba meniti tangga berjalan, ingin menjadi orang pertama yang tiba di lantai atas. Segera saja badan mereka terhuyung-huyung karena saling berebut naik.

“Hati-hati melangkah, Sayang, dan jangan bermain-main di tangga berjalan. Bisa tergelincir nanti.” Ibu memperingatkan mereka berdua.Wildan dan Syamil segera berhenti bermain.

“Sesuai dengan namanya, tangga berjalan itu selalu bergerak, karena itu anak-anak dilarang keras bermain-main, dorongmendorong, dan saling berebutan melangkah. Tubuh kalian bisa kehilangan keseimbangan, tergelincir, terjepit atau bahkan jatuh. Nah, paham tidak?” tegas ibu. “Paham Bu,” jawab Wildan dan Syamil kompak.

“Sebenarnya, tangga berjalan itu bergerak dari mana dan ke mana, sih Bu? Kok muncul dari balik lantai dan menghilang lagi ke balik lantai? Tingginya beda-beda juga,” tanya Wildan setibanya di lantai atas.

Ibu tersenyum, “Tangga berjalan atau eskalator itu, anak tangganya berputar-putar di situ-situ saja, kok. Ukurannya pun tidak berbeda-beda ...”

Wildan dan Syamil pun berjalan mendekat ke ibu, ingin mendengar penjelasan lebih lanjut.

***
Adik-adik, eskalator atau tangga berjalan sesungguhnya merupakan tangga bermesin yang berfungsi sebagai alat “transportasi” sederhana untuk memindahkan para “penumpang” dari satu tempat ke tempat lain tanpa harus melangkah.

Sebagaimana tangga biasa, eskalator juga memiliki rangkaian anak tangga dan pegangan tangga. Yang membedakannya adalah rangkaian anak tangga pada eskalator memiliki roda di bagian bawah yang bergerak pada sebuah bantalan rel.

Tambahan pula, pada setiap sisi bagian anak tangga terdapat rantai pengikat yang menghubungkan satu anak tangga dengan anak tangga lainnya. 

Sehingga, meskipun masing-masing anak tangga eskalator ini terpisah satu sama lain, tetapi semuanya bisa bergerak dengan mudah dalam satu rangkaian yang sambung menyambung tanpa henti.

Nah, ke mana perginya anak tangga yang berada di ujung lantai? Tersimpankah
dia di dalam lantai?

Tentu tidak, karena bantalan rel eskalator ini sama sekali tidak berhenti dari satu ujung ke ujung lain, melainkan terus merangkai secara penuh dalam putaran berbentuk elips. 

Sementara itu, pada kedua ujung lantai eskalator juga terdapat roda gigi bermesin yang berputar, menggerakkan dan menarik rangkaian pengikat anak tangga.

Dengan energi dari listrik, kedua roda gigi di setiap ujung lantai ini akan terus menerus menarik rangkaian anak tangga beroda untuk bergerak melintasi putaran rel berbentuk elips yang sebagian di antaranya tidak tampak oleh kita karena berada di bagian dalam lantai.

Jadi, anak tangga yang masuk pada ujung lantai, sebenarnya tidak menghilang. Ia hanya tengah bergerak di sisi dalam lantai dan akan terus bergerak hingga muncul kembali pada ujung awal lantai.

Kalau adik-adik masih penasaran, pada beberapa gedung di Jakarta, sisi dinding eskalatornya tak lagi dilapisi tembok melainkan kaca tembus pandang lho. 

Nah,kalau suatu ketika adik-adik berkesempatan mengunjungi gedung-gedung ini, adikadik tentu bisa melihat putaran anak tangga di bagian dalam lantai dan memahami betapa teknologi eskalator yang sangat banyak manfaatnya, bagi umat manusia ini sebenarnya cukup sederhana saja. 

Bergerak beriringan, dalam satu putaran elips, sambung-menyambung, tidak berhenti selama energi penggeraknya masih nyala.[sumber: ebook Bahasa Indonesia]

Comments

Popular posts from this blog

Definisi, Langkah langkah Kristalisasi

Definisi dan Langkah langkah Kristalisasi Pemisahan dengan teknik kristalisasi didasari atas pelepasan pelarut dari zat terlarutnya dalam sebuah campuran homogeen atau larutan, sehingga terbentuk kristal dari zat terlarutnya. Definis Krisatalisasi Proses ini adalah salah satu teknik pemisahan padat‐cair yang sangat penting dalam industri, karena dapat menghasilkan kemurnian produk hingga 100%. Kristal dapat terbentuk karena suatu larutan dalam keadaan atau kondisi lewat jenuh (supersaturated). Kondisi tersebut terjadinya karena pelarut sudah tidak mampu melarutkan zat terlarutnya, atau jumlah zat terlarut sudah melebihi kapasitas pelarut. Sehingga kita dapat memaksa agar kristal dapat terbentuk dengan cara mengurangi jumlah pelarutnya, sehingga kondisi lewat jenuh dapat dicapai. Proses pengurangan pelarut dapat dilakukan dengan empat cara yaitu, penguapan, pendinginan, penambahan senyawa lain dan reaksi kimia. Pemisahan denga pembentukan kristal melalui proses peng

Kriteria Peserta Pelaksanaan Asesmen Nasional

 Pada topik sebelumnya, telah dibahas tentang perbedaan AN dan UN, sekarang mari mengidentifikasi dimana letak perbedaanya.Apakah perbedaannya ada di dalam teknis penyelenggaraan atau dalam pelaksanaannya? Mari, kita mencermati dan menyimakinfografis ini. Kreteria Peserta AN Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh satuan pendidikan tingkat dasar dan menengah di Indonesia, serta programkesetaraan yang dikelola oleh PKBM. Di tiap satuan pendidikan, Asesmen Nasional akan diikuti oleh sebagian peserta didik kelasV, VIII, dan XI yang dipilih secara acak oleh Pemerintah. Untuk program kesetaraan, Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruhpeserta didik yang berada pada tahap akhir tingkat 2, tingkat 4 dan tingkat 6 program kesetaraan. Mengapa Asesmen Nasional hanya diikuti oleh sebagian siswa? Hal ini terkait dengan tujuan dan fungsi Asesmen Nasional. Asesmen Nasional tidak digunakan untuk menentukan kelulusanmenilai prestasi siswa sebagai seorang individu. Evaluasi hasil belajar setiap in

Analisa Sistem Informasi Apotik

Analisa Sistem Informasi Apotik, sistem informasi apotek, aplikasi penjualan, program aplikasi, aplikasi komputer, software komputer