Skip to main content

Penderita Anemia Tidak Boleh Donor Darah?

Penderita Anemia Tidak Boleh Donor Darah?


Anda sering donor darah? berapa bulan sekali? 
Dengan donor darah yang anda lakukan banyak sekali yang tertolong. sesuai dengan semboyan PMI (Palang Merah Indonesia) "Setetes Darah Anda, Nyawa Bagi Sesama". ini menunjukkan bahwa donor darah adalah perbuatan mulia karena bertujuan untuk membantu orang yang membutuhkan. Namun sayangnya, tindakan mulia ini tidak bisa dilakukan oleh mereka yang menderita anemia. Mengapa demikian?
Donor darah

Donor darah adalah kegiatan menyumbangkan darah secara sukarela untuk membantu orang yang membutuhkan. Darah yang diambil biasanya akan disimpan di bank darah. Untuk dapat mendonorkan darahnya, seseorang harus memenuhi syarat berikut ini:

1. Sehat jasmani dan rohani
2. Berusia 17-65 tahun
3. Berat badan minimal 45 kg
4. Tekanan darah sistolik 100-170 mmHg dan tekanan darah diastolik 70-100 mmHg
5. Memiliki kadar hemoglobin (Hb) 12,5-17 g/dL
6. Jarak donor minimal 12 minggu sejak terakhir melakukannya
7. Maksimal donor dilakukan 5 kali dalam setahun
8. Tidak ketergantungan narkoba dan alkohol
9. Tidak menderita penyakit diabetes melitus, kanker, penyakit jantung, penyakit paru, tekanan darah tinggi, kelianan darah, epilepsi, hepatitis B, hepatitis C, sifilis, dan HIV/AIDS

Pada kasus anemia, penderita biasanya memiliki kadar hemoglobin <12,5 g/dL sehingga mereka dilarang untuk mendonorkan darahnya. Di samping itu, donor darah juga akan mengurangi cadangan zat besi di dalam tubuh. Jika cadangan zat besi dalam tubuh berkurang, maka dapat memperparah anemia pada penderitanya. 

Tak hanya pada penderita anemia, alasan ini juga berlaku pada pendonor darah yang tidak anemia.  Artinya, pendonor darah yang tidak anemia harus mengonsumsi makanan yang kaya zat besi dan vitamin C agar mereka tidak terserang anemia setelah mendonorkan darah.

Jika Anda menderita anemia dan ingin mendonorkan darah, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengatasi anemia sesuai dengan penyebabnya. Ini juga untuk mencegah komplikasi serius yang bisa saja terjadi. Konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi dan pemeriksaan lebih lanjut. sumber : www.klikdokter.com

Comments

Popular posts from this blog

5 Komponen Penting dalam Proposal Penelitian

5 Komponen Penting dalam Proposal Penelitian, tahapan metode ilmiah, metodologi penelitian, metode ilmiah

Teori, Kemagnetan Bumi, Konsep, Menentukan Besar, Arah, dan Pemanfaatan Gaya Lorentz

Teori, Kemagnetan Bumi, Konsep, Menentukan Besar, Arah, dan Pemanfaatan Gaya Lorentz Berikut ini akan dibahas masalah Teori Kemagnetan Bumi, Kemagnetan Bumi, Konsep Gaya Lorentz, Menentukan Besar Gaya Lorentz, Arah gaya Lorentz, dan Pemanfaatan Gaya Lorentz. A. Teori Kemagnetan Bumi Bumi adalah magnet raksasa. Bumi memiliki kutub utara dan selatan. Kutub utara magnet bumi berada di sekitar kutub selatan bumi, dan kutub selatan magnet bumi berada di sekitar kutub utara bumi. Mengapa demikian?  Ketidaktepatan kutub utara dan kutub selatan magnet bumi disebut deklanasi. Selain adanya ketidak tepatan penunjukan arah kutub utara dan kutub selatan magnet bumi, ternyata medan magnet bumi juga membentuk sudut dengan horizontal bumi, atau yang disebut dengan sudut inklinasi. Medan Magnet Bumi Medan magnet bumi berfungsi untuk melindungi penduduk bumi dari radiasi kosmik (partikel listrik yang dihasilkan oleh matahari atau benda-benda langit lainnya) yang mengancam ke...

Organ-Organ pernapasan Manusia, (Hidung, Faring, Laring, Trakea, Bronkus, Bronkiolus, Alveolus, Paru Paru)

Organ-Organ pernapasan Manusia Sistem pernapasan pada manusia meliputi semua struktur yang menghubungkan udara ke dan dari paru-paru. Organ pernapasan utama berupa paru-paru. Anda dapat memahami organ-organ pernapasan pada manusia dengan mempelajari materi berikut. a. Hidung Hidung berfungsi sebagai alat pernapasan dan indra pembau. Hidung terdiri atas lubang hidung, rongga hidung, dan ujung rongga hidung. Rongga hidung memiliki rambut, banyak kapiler darah, dan selalu lembap dengan adanya lendir yang dihasilkan oleh selaput mukosa. Di dalam rongga hidung, udara disaring oleh rambutrambut kecil (silia) dan selaput lendir yang berguna untuk menyaring debu, melekatkan kotoran pada rambut hidung, mengatur suhu udara pernapasan, maupun menyelidiki adanya bau. Pada pangkal rongga mulut yang berhubungan dengan rongga hidung terdapat suatu katup yang disebut anak tekak. Saat menelan makanan anak tekak ini akan terangkat ke atas menutup rongga hidung sehingga makanan tidak dapat mas...